Tanah merupakan tempat bermukimnya
berbagai kehidupan tumbuhan, hewan dan jasad renik yang tak terhitung
banyaknya. Kehidupan di dalam tanah sangat beraneka ragam, berkisar dari
organisme bersel tunggal yang mikroskopis sampai hewan besar yang menggali
liang.
Seperti
halnya dengan organisme di atas tanah, mereka juga mempunyai rantai makanan yang
jelas dan persaingan untuk bertahan hidup. Pengetahuan mengenai hubungan
organisme-organisme ini dalam lingkungan tanah disebut ekologi tanah. Berikut
ini adalah penjelasan mengenai bakteri, fungi, aktinomisetes, serta algae,
terutama berkaitan dengan tanah sebagai sumber hara untuk makhluk hidup dan
peran organisme tanah dalam pendauran hara.
1.)
Bakteri -- Organisme Tanah yang Paling Melimpah --
Bakteri merupakan makhluk bersel tunggal
serta mempunyai jumlah dan macam melebihi semua organisme tanah yang lain. Satu
gram tanah lapisan atas yang subur mungkin mengandung lebih dari 1 milyar
bakteri. Bakteri tanah yang paling umum berbentuk batang, berdiameter satu
mikron (1/25.000 inci) atau kurang, dan panjangnya sampai beberapa mikron. Para
peneliti memperkirakan bahwa bobot hidup bakteri setiap acre mungkin melebihi
2000 pon atau 2000 kilogram per hektar.
Bakteri
tanah secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan sumber
karbonnya, yaitu: (1.) heterotrof, dan (2.) autotrof. Pada kelompok autotrof
terdapat organisme seperti: pembentuk nitrit, pembentuk nitrat, bakteri
pengoksidasi belerang, pengoksidasi besi, serta organisme yang menggunakan
hidrogen dan senyawanya
Kebanyakan
bakteri tanah memerlukan oksigen dari udara tanah dan diklasifikasikan sebagai
aerob. Beberapa bakteri aerob dapat beradaptasi untuk hidup dengan atau tanpa
oksigen, yang disebut bakteri fakultatif. Bakteri lain tidak dapat hidup dengan
oksigen dan merupakan anaerob. Bakteri tanah juga cukup berbeda dalam gizi dan
dalam tanggapan terhadap kedaan lingkungan. Akibatnya, macam dan kelimpahan
bakteri tergantung pada tersedianya hara yang ada pada keadaan/kondisi
lingkungan tanah.
Bakteri
umumnya berkembang biak dengan cara pembelahan biner. Beberapa membelah setiap
20 menit dan mungkin memperbanyak diri dengan sangat cepat dalam keadaan yang
menguntungkan. Telah dihitung bahwa bila bakteri tunggal membelah diri setiap
jam dan setiap bakteri berikutnya melakukan hal yang sama, maka 17 juta sel
akan dihasilkan dalam satu hari. Massa sebesar bumi akan dihasilkan dalam waktu
6 hari. Laju pertumbuhan secepat itu tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang
lama, karena zat hara dan faktor-faktor pertumbuhan lain lama kelamaan
berkurang hingga habis. Di alam, faktor pertumbuhan utama yang membatasi adalah
hara atau sumber energi.
Beberapa
bakteri membentuk spora jika keadaan menjadi tidak menguntungkan. Kebanyakan
bakteri cukup resisten terhadap tanah kering – udara selama beberapa tahun.
Bakteri dan juga fungi merupakan organisme pengurai utama di dalam tanah.
2.)
Fungi – Pengurai Lignin yang Efektif –
Fungi
merupakan makhluk heterotrof yang memiliki aneka ukuran dan struktur, mulai
dari khamir bersel tunggal sampai cendawan dan juga jamur. Fungi secara khas
tumbuh dari spora dengan struktur seperti benang yang mempunyai dinding
melintang maupun tidak. Masing-masing benang adalah hifa dan massa benang yang
meluas disebut miselium. Miselium adalah struktur kerja yang menyerap hara,
melanjutkan pertumbuhan, dan akhirnya menghasilkan hifa khusus yang kemudian
menghasilkan spora reproduksi. Diameter rata-rata hifa sekitar 5 mikron atau
sekitar 5 samapai 10 kali diameter bakteri pada umumnya. Fungi mempunyai
kelebihan dari bakteri dalam hal bahwa fungi dapat menyerbu dan menembus bahan
organik.
Sukar
untuk menentukan secara akurat jumlah fungi per gram tanah, karena miselium
mudah terfragmentasi. Telah diamati bahwa satu gram tanah biasanya berisi 10
sampai 100 meter hifa. Berdasarkan jumlah filamen, peneliti menyimpulkan bahwa
bobot hidup jaringan fungi melampaui atau sama dengan bobot hidup bakteri di
sebagaian besar tanah.
Dalam
kehidupan sehari-hari, terkadang kita dapat melihat miselium yang tumbuh pada
roti, pakaian atau barang lainnya. Beberapa koloni jamur yang tumbuh pada daun
tumbuhan menghasilkan penampilan seperti kapas putih yang sering disebut
sebagai penyakit jamur bulu halus. Banyak fungi mempunyai morfologi yang
menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. Rhizopus,
cendawan yang sering terdapat tumbuh pada tanah dan roti, mempunyai struktur
penyerap seperti akar yang disebut rizoid, yang menerobos substrat tempat
tumbuh cendawan tersebut. Hifa yang memanjang pada substrat disebut stolon. Tangkai
atau hifa yang menyerupai batang yang berasal dari stolon membawa kotak spora.
Akan tetapi, tidak seperti tumbuhan tingkat tinggi atau tumbuhan yang
berpembuluh, fungi tidak mempunyai jaringan khusus xilem dan floem.
Fungi
berperan penting di dalam semua jenis tanah. Toleransi fungi dalam keasaman
menjadikannya sangat penting bagi tanah hutan yang asam. Residu kayu-kayuan
pada bagian lantai hutan menyediakan zat hara yang berlimpah bagi fungi
tertentu yang merupakan pengurai lignin yang efektif. Di Pegunungan Sierra
Nevada, terdapat fungus jamur besar yang disebut fungi “perusak kereta” karena
jamur ini tumbuh melimpah pada ikatan rel kereta api, kecuali jika disiram
dengan cairan kresot.
Khamir
merupakan fungi yang terdapat di tanah hanya sampai batas tertentu dan tidak
memliki peranan yang cukup penting bagi pertumbuhan maupun perkembangan
tumbuhan tingkat tinggi.
3.)
Aktinomisetes – Bakteri yang Menyerupai Fungi –
Aktinomisetes
menduduki posisi antara bakteri dan fungi dari pandangan morfologi. Organisme
ini sering dibicarakan sebagai “fungi berkas” atau “bakteri benang”.
Aktinomisetes menyerupai bakteri dalam hal struktur sel yang sama dan jika dilihat
dalam sayatan yang melintang, diperkirakan juga memilki ukuran sel yang sama.
Organisme ini menyerupai fungi filamen dalam hal membentuk jaringan filamen
bercabang. Banyak dari organisme ini yang berkembang biak dengan spora, dan
spora-spora ini kelihatannya sangat menyerupai sel-sel bakteri.
Organisme
ini terdapat sangat melimpah dalam tanah, menyusun sampai sebanyak 50 persen
koloni yang berkembang dalam pengujian pada cawan yang mengandung medium buatan
yang diinokulasi dengan ekstrak tanah. Jumlah aktinomisetes berkisar antara 0,1
juta sampai 36 juta per gram tanah. Dalam bobot substansi hidup per acre,
aktinomisetes mungkin melebihi bakteri, namun biasanya tidak mampu menyaingi
jaringan fungi.
4.)
Algae – Protista Berklorofil –
Alga
menunjukkan keanekaragaman yang besar dalam bentuk dan ukurannya. Mulai dari
organisme bersel tunggal, dengan diameter sekitar 5 sampai 10 kali lebih besar
dari ukuran bakteri, sampai ganggang laut di samudera yang melebihi 100 kali
panjang bakteri. Meskipun alga merupakan tumbuhan paling penting yang hidup di
air, alga hanya menduduki kepentingan minor di dalam tanah. Alga tanah yang
paling umum berupa sel tunggal atau berupa filamen-filamen kecil. Alga tersebar
di seluruh dunia pada lapisan tanah permukaan dengan kelembaban dan cahaya yang
menguntungkan. Beberapa alga terdapat di bawah permukaan tanah tanpa cahaya dan
berfungsi secara heterotrof.
Bentuk/jenis
alga yang umumnya menghuni tanah adalah (1) biru-hijau, (2) hijau, dan
(3)diatom. Alga biru-hijau merupakan yang paling melimpah dalam tanah, dan
sampai batas penambatan karbon, alga ini menyumbangkan kandungan bahan organik
tanah. Kemampuan fotosintesis alga tersebut menentukan pertumbuhannya pada
berbagai permukaan yang terbuka, yang mencakup batuan dan tanah. Beberapa alga
tumbuh dalam hubungan yang dekat dengan fungi dalam bentuk yang dikenal sebagai
lumut kerak. Pada pelapukan awal batuan dan pembentukan tanah dari bahan induk
yang baru terbuka, lumut kerak memainkan peran penting dalam pengumpulan bahan
organik awal. Di samping itu, kemampuan beberapa alga biru-hijau menambatkan
nitrogen atmosfer dan juga membantu komunitas tumbuhan menjadi mapan pada
batuan yang baru terbuka dan pada bahan induk. Nitrogen yang ditambat alga yang
hidup di dalam air sawah sangat berperan penting bagi produksi tanaman padi.
Referensi: Buku Dasar-Dasar Ilmu Tanah oleh Henry D. Forth, dengan diterjemahkan
ke Bahasa Indonesia oleh Soenartono Adisoemarto,
diterbitkan Penerbit Erlangga pada tahun 1994.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar