Senin, 07 Mei 2012

Bakteri, Fungi, Aktinomisetes dan Algae serta Hubungannya dengan Tanah


Tanah merupakan tempat bermukimnya berbagai kehidupan tumbuhan, hewan dan jasad renik yang tak terhitung banyaknya. Kehidupan di dalam tanah sangat beraneka ragam, berkisar dari organisme bersel tunggal yang mikroskopis sampai hewan besar yang menggali liang.
          Seperti halnya dengan organisme di atas tanah, mereka juga mempunyai rantai makanan yang jelas dan persaingan untuk bertahan hidup. Pengetahuan mengenai hubungan organisme-organisme ini dalam lingkungan tanah disebut ekologi tanah. Berikut ini adalah penjelasan mengenai bakteri, fungi, aktinomisetes, serta algae, terutama berkaitan dengan tanah sebagai sumber hara untuk makhluk hidup dan peran organisme tanah dalam pendauran hara.

1.) Bakteri -- Organisme Tanah yang Paling Melimpah --
          Bakteri merupakan makhluk bersel tunggal serta mempunyai jumlah dan macam melebihi semua organisme tanah yang lain. Satu gram tanah lapisan atas yang subur mungkin mengandung lebih dari 1 milyar bakteri. Bakteri tanah yang paling umum berbentuk batang, berdiameter satu mikron (1/25.000 inci) atau kurang, dan panjangnya sampai beberapa mikron. Para peneliti memperkirakan bahwa bobot hidup bakteri setiap acre mungkin melebihi 2000 pon atau 2000 kilogram per hektar.
          Bakteri tanah secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan sumber karbonnya, yaitu: (1.) heterotrof, dan (2.) autotrof. Pada kelompok autotrof terdapat organisme seperti: pembentuk nitrit, pembentuk nitrat, bakteri pengoksidasi belerang, pengoksidasi besi, serta organisme yang menggunakan hidrogen dan senyawanya
          Kebanyakan bakteri tanah memerlukan oksigen dari udara tanah dan diklasifikasikan sebagai aerob. Beberapa bakteri aerob dapat beradaptasi untuk hidup dengan atau tanpa oksigen, yang disebut bakteri fakultatif. Bakteri lain tidak dapat hidup dengan oksigen dan merupakan anaerob. Bakteri tanah juga cukup berbeda dalam gizi dan dalam tanggapan terhadap kedaan lingkungan. Akibatnya, macam dan kelimpahan bakteri tergantung pada tersedianya hara yang ada pada keadaan/kondisi lingkungan tanah.
          Bakteri umumnya berkembang biak dengan cara pembelahan biner. Beberapa membelah setiap 20 menit dan mungkin memperbanyak diri dengan sangat cepat dalam keadaan yang menguntungkan. Telah dihitung bahwa bila bakteri tunggal membelah diri setiap jam dan setiap bakteri berikutnya melakukan hal yang sama, maka 17 juta sel akan dihasilkan dalam satu hari. Massa sebesar bumi akan dihasilkan dalam waktu 6 hari. Laju pertumbuhan secepat itu tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang lama, karena zat hara dan faktor-faktor pertumbuhan lain lama kelamaan berkurang hingga habis. Di alam, faktor pertumbuhan utama yang membatasi adalah hara atau sumber energi.
          Beberapa bakteri membentuk spora jika keadaan menjadi tidak menguntungkan. Kebanyakan bakteri cukup resisten terhadap tanah kering – udara selama beberapa tahun. Bakteri dan juga fungi merupakan organisme pengurai utama di dalam tanah.

2.) Fungi – Pengurai Lignin yang Efektif –
          Fungi merupakan makhluk heterotrof yang memiliki aneka ukuran dan struktur, mulai dari khamir bersel tunggal sampai cendawan dan juga jamur. Fungi secara khas tumbuh dari spora dengan struktur seperti benang yang mempunyai dinding melintang maupun tidak. Masing-masing benang adalah hifa dan massa benang yang meluas disebut miselium. Miselium adalah struktur kerja yang menyerap hara, melanjutkan pertumbuhan, dan akhirnya menghasilkan hifa khusus yang kemudian menghasilkan spora reproduksi. Diameter rata-rata hifa sekitar 5 mikron atau sekitar 5 samapai 10 kali diameter bakteri pada umumnya. Fungi mempunyai kelebihan dari bakteri dalam hal bahwa fungi dapat menyerbu dan menembus bahan organik.
          Sukar untuk menentukan secara akurat jumlah fungi per gram tanah, karena miselium mudah terfragmentasi. Telah diamati bahwa satu gram tanah biasanya berisi 10 sampai 100 meter hifa. Berdasarkan jumlah filamen, peneliti menyimpulkan bahwa bobot hidup jaringan fungi melampaui atau sama dengan bobot hidup bakteri di sebagaian besar tanah.
          Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita dapat melihat miselium yang tumbuh pada roti, pakaian atau barang lainnya. Beberapa koloni jamur yang tumbuh pada daun tumbuhan menghasilkan penampilan seperti kapas putih yang sering disebut sebagai penyakit jamur bulu halus. Banyak fungi mempunyai morfologi yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. Rhizopus, cendawan yang sering terdapat tumbuh pada tanah dan roti, mempunyai struktur penyerap seperti akar yang disebut rizoid, yang menerobos substrat tempat tumbuh cendawan tersebut. Hifa yang memanjang pada substrat disebut stolon. Tangkai atau hifa yang menyerupai batang yang berasal dari stolon membawa kotak spora. Akan tetapi, tidak seperti tumbuhan tingkat tinggi atau tumbuhan yang berpembuluh, fungi tidak mempunyai jaringan khusus xilem dan floem.
                Fungi berperan penting di dalam semua jenis tanah. Toleransi fungi dalam keasaman menjadikannya sangat penting bagi tanah hutan yang asam. Residu kayu-kayuan pada bagian lantai hutan menyediakan zat hara yang berlimpah bagi fungi tertentu yang merupakan pengurai lignin yang efektif. Di Pegunungan Sierra Nevada, terdapat fungus jamur besar yang disebut fungi “perusak kereta” karena jamur ini tumbuh melimpah pada ikatan rel kereta api, kecuali jika disiram dengan cairan kresot.
          Khamir merupakan fungi yang terdapat di tanah hanya sampai batas tertentu dan tidak memliki peranan yang cukup penting bagi pertumbuhan maupun perkembangan tumbuhan tingkat tinggi.

3.) Aktinomisetes – Bakteri yang Menyerupai Fungi –
          Aktinomisetes menduduki posisi antara bakteri dan fungi dari pandangan morfologi. Organisme ini sering dibicarakan sebagai “fungi berkas” atau “bakteri benang”. Aktinomisetes menyerupai bakteri dalam hal struktur sel yang sama dan jika dilihat dalam sayatan yang melintang, diperkirakan juga memilki ukuran sel yang sama. Organisme ini menyerupai fungi filamen dalam hal membentuk jaringan filamen bercabang. Banyak dari organisme ini yang berkembang biak dengan spora, dan spora-spora ini kelihatannya sangat menyerupai sel-sel bakteri.
          Organisme ini terdapat sangat melimpah dalam tanah, menyusun sampai sebanyak 50 persen koloni yang berkembang dalam pengujian pada cawan yang mengandung medium buatan yang diinokulasi dengan ekstrak tanah. Jumlah aktinomisetes berkisar antara 0,1 juta sampai 36 juta per gram tanah. Dalam bobot substansi hidup per acre, aktinomisetes mungkin melebihi bakteri, namun biasanya tidak mampu menyaingi jaringan fungi.

4.) Algae – Protista Berklorofil –
          Alga menunjukkan keanekaragaman yang besar dalam bentuk dan ukurannya. Mulai dari organisme bersel tunggal, dengan diameter sekitar 5 sampai 10 kali lebih besar dari ukuran bakteri, sampai ganggang laut di samudera yang melebihi 100 kali panjang bakteri. Meskipun alga merupakan tumbuhan paling penting yang hidup di air, alga hanya menduduki kepentingan minor di dalam tanah. Alga tanah yang paling umum berupa sel tunggal atau berupa filamen-filamen kecil. Alga tersebar di seluruh dunia pada lapisan tanah permukaan dengan kelembaban dan cahaya yang menguntungkan. Beberapa alga terdapat di bawah permukaan tanah tanpa cahaya dan berfungsi secara heterotrof.
          Bentuk/jenis alga yang umumnya menghuni tanah adalah (1) biru-hijau, (2) hijau, dan (3)diatom. Alga biru-hijau merupakan yang paling melimpah dalam tanah, dan sampai batas penambatan karbon, alga ini menyumbangkan kandungan bahan organik tanah. Kemampuan fotosintesis alga tersebut menentukan pertumbuhannya pada berbagai permukaan yang terbuka, yang mencakup batuan dan tanah. Beberapa alga tumbuh dalam hubungan yang dekat dengan fungi dalam bentuk yang dikenal sebagai lumut kerak. Pada pelapukan awal batuan dan pembentukan tanah dari bahan induk yang baru terbuka, lumut kerak memainkan peran penting dalam pengumpulan bahan organik awal. Di samping itu, kemampuan beberapa alga biru-hijau menambatkan nitrogen atmosfer dan juga membantu komunitas tumbuhan menjadi mapan pada batuan yang baru terbuka dan pada bahan induk. Nitrogen yang ditambat alga yang hidup di dalam air sawah sangat berperan penting bagi produksi tanaman padi.


Referensi: Buku Dasar-Dasar Ilmu Tanah oleh Henry D. Forth, dengan diterjemahkan ke Bahasa  Indonesia oleh Soenartono Adisoemarto, diterbitkan Penerbit Erlangga pada tahun 1994.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar