Senin, 07 Mei 2012

Cerita Rakyat Suku Dayak Ngaju: Indu Palui Ditelan Batu Manganga


Pada suatu ketika di sebuah desa tinggallah sebuah keluarga kecil yang terdiri atas seorang ibu dan kedua orang anaknya. Oleh penduduk desa, ibu itu dipanggil dengan sebutan Indu Palui, sebab anaknya yang sulung bernama Palui. Suami Indu Palui telah lama meninggal dunia, sehingga ia harus merawat kedua orang anaknya sendirian. Untuk menghidupi keluarganya, Indu Palui sehari-hari bekerja di ladang sayuran yang terletak di belakang rumahnya. Setiap hari ia bekerja keras di ladang demi kedua anaknya. Ia merasa kasihan pada anak-anaknya, sebab Palui dan adiknya telah kehilangan sosok seorang ayah semenjak mereka masih kecil. Oleh karena itu, Indu Palui bertekad akan berjuang demi kebahagiaan kedua anaknya. Namun sayang, kerja keras Indu Palui tersebut disalahartikan oleh Palui dan adiknya. Karena terlalu dimanja Palui tumbuh menjadi seorang pemuda yang malas, sedangkan adiknya menjadi anak yang cengeng, terutama apabila keinginannya tidak dapat terpenuhi.
            Suatu hari, seperti biasanya Indu Palui ada di ladangnya untuk bekerja. Hari itu ia membersihkan rerumputan yang tumbuh liar di ladangnya. Tiba-tiba, ia menemukan seekor sangkalap montak, yaitu belalang yang ukurannya sangat besar. Indu Palui sangat senang. Ia bergegas membawa sangkalap itu ke dapur rumahnya. Ia meminta Palui mengurung sangkalap itu, untuk dijadikan makan siang mereka nantinya. Melihat sangkalap yang ditemukan ibunya, timbul selera Palui untuk segera memakan sangkalap tersebut. Ia kemudian berpikir, bagaimana caranya agar ia dapat menikmati sangkalap tersebut, tanpa membuat ibunya marah. Terpikirlah oleh Palui suatu cara. Ia menghampiri adiknya yang sedang asyik bermain, kemudian dari jarak yang agak jauh, dilontarkannya batu kecil kepada adiknya dengan ketapel. Batu yang melontar itu berhasil mengenai punggung adik Palui. Merasa kesakitan, adik Palui menangis sangat nyaring. Mendengar tangisan anak bungsunya, maka berteriaklah Indu Palui dari tempatnya bekerja, “ O, Palui! Kenapa adikmu menangis?”. Palui pun menjawab ibunya, “Adik menangis karena ingin memakan sangkalap montak itu tadi, Umai”. Mendengar hal itu Indu Palui merasa iba dengan anaknya, kemudian ia berseru lagi kepada Palui, “ Kalau begitu masak saja sangkalap montak itu untuk adikmu, Palui. Agar ia berhenti menangis”. Merasa rencananya berhasil, Palui pun menjawab ibunya dengan bersemangat,” Baiklah, Umai!”
            Maka Palui memasak sangkalap montak itu. Setelah sangkalap masakannya telah siap, ia memberikan sedikit bagian kepada adiknya, sedangkan baginya sendiri ia ambil bagian yang paling banyak. Kedua bersaudara tersebut dengan lahap menghabiskan makanan lezat tersebut. Mereka tidak menyisakan sedikit bagian pun bagi sang ibu. Sungguh tega!
            Siang harinya, Indu Palui kembali ke rumahnya. Ia merasa kelelahan setelah bekerja begitu keras di ladang. Dalam hatinya, ia mengidamkan untuk memakan sangkalap montak yang lezat sebagai makan siang sembari mengistirahatkan tubuhnya yang sangat lelah. Setibanya di rumah Indu Palui mencari masakan yang diidam-idamkannya tersebut. Karena tidak menemukannya di dapur, ia pun menjadi bingung. Ia kemudian memanggil Palui dan menanyakan kemana masakan sangkalap montak yang dimasak oleh Palui. “Lui, Palui! Ke sini, nak! Umai ingin memakan sangkalap montak yang kau masak tadi, nak. Dimanakah kamu simpan masakannya, Palui?” begitu Indu Palui bertanya. Palui menjawab dengan enteng,” Sudah habis, Mai. Tadi kami berdua adik yang menghabiskannya”. Indu Palui kaget dan merasa kecewa, tetapi ia mencoba bersabar dan berkata lagi kepada Palui,” Kalau begitu bekasnya pun tak apa, nak. Umai hanya ingin merasakan sedikit saja sangkalap montak itu”. “Sudah habis juga, Mai. Tadi kami berdua adik menghabiskannya hingga tak tersisa sedikit pun”, ujar Palui yang sudah mulai jengah menghadapi pertanyaan ibunya. Alangkah miris hati Indu Palui, begitu tahu bahwa tak ada secuil pun makanan yang disisakan baginya. Ia sangat kecewa kepada anak-anaknya yang begitu tega kepadanya. Merasa sangat sedih, Indu Palui pun lari ke hutan. Ia menemui sebuah Batu Manganga, yaitu batu berukuran sangat besar yang memiliki rongga yang berbentuk seperti mulut. Konon, batu tersebut adalah batu sakti, yang bisa menelan manusia ke dalamnya.
            Indu Palui meratap tersedu-sedu di depan Batu Manganga itu. Ia sangat putus asa, sehingga ia berkata kepada Batu Manganga, “ Sungguh malang nasibku. Hidup menjanda ditinggal mati suamiku. Kedua anakku pun tidak menyayangiku. Apalah gunanya aku hidup di dunia ini lagi, tanpa seorang pun yang peduli padaku. Telan saja aku, wahai Batu Manganga!” Mendengar tangisan Indu Palui, Batu Manganga itu pun menelan tubuh Indu Palui.
            Sementara itu di desa, adik Palui menangis karena mencari ibunya yang tak kunjung datang. Tak tahan mendengar adiknya menangis, Palui pun mencari-cari kemana ibunya pergi. Ia mencari sang ibu ke seluruh pelosok desa. Namun hingga petang, ia tidak bisa menemukan ibunya. Palui pun mulai merasa cemas. Ia kebingungan. Sebab tanpa ibunya tak ada apapun yang bisa diperbuatnya. Palui mulai berpikir, apakah ibunya marah karena perbuatannya tadi siang. Tiba-tiba Palui merasa bersalah. Bersama adiknya, ia mencari sang ibu hingga ke hutan. Kedua bersaudara itu sampai kepada Batu Manganga yang ada di hutan tersebut. Mereka bertanya pada Batu Manganga yang pertama, “ Tuan Batu Manganga adakah kau melihat ibu kami?” Batu Manganga itu menjawab, “ Tidak ada. Lagipula untuk apa gerangan seorang ibu lari ke hutan belantara ini”. Palui kemudian menemui Batu Manganga yang kedua, lalu berkata,” Wahai Tuan Batu Manganga, adakah kau lihat ibuku?” Batu Manganga kedua itu pun menjawab,” Tidak ada. Aku tak kenal kepada ibumu.”  Akhirnya sampailah Palui kepada Batu Manganga yang ketiga. Pada saat itu Palui melihat bahwa Batu Manganga itu menutup mulutnya. Dalam hatinya ia merasa heran sekaligus berharap Batu Manganga yang terakhir tersebut tahu dimana ibunya berada. Maka bertanyalah Palui, “Tuan Batu Manganga, adakah kau melihat ibu kami?”. Batu Manganga itu balik bertanya kepada Palui, “ Siapa namamu?!”. “Nama saya Palui, tuan. Saya kebingungan mencari ibu saya yang tak ada pulang semenjak siang. Adik saya yang kecil ini pun menangis karena kelaparan dan ingin bertemu dengan ibu kami”. Mendengar perkataan Palui itulah Batu Manganga tahu bahwa wanita yang ditelannya siang tadi adalah ibu dari Palui dan adiknya, maka berkatalah ia dengan suara yang menggelegar kepada Palui, “ Ho, rupanya kalian berdua ini anak yang durhaka kepada ibu sendiri! Ibu kalian sudah bekerja keras untuk membesarkan kalian, tetapi kalian tidak pernah mengiba kepadanya! Tahukah kalian, bahwa ibu kalian sudah aku telan. Dan ia tidak bisa keluar lagi, sebab kesedihannya terlalu mendalam!” Mendengar Batu Manganga itu, Palui merasa takut. “Ampun tuan, saya merasa sangat menyesal telah membuat ibu kami bersedih. Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan saya lagi. Ampun tuan, tolong keluarkan ibu kami. Tidakkah tuan kasihan kepada adik saya yang masih kecil ini…?” “ Aku tidak bisa Palui! Ibumu sendiri yang memintaku untuk menelan dirinya. Hanya mantra dari tiga tukang tenung sakti yang bisa mengeluarkan ibumu. Carilah Indu Bubut, Indu Ampit, dan Indu Balida!”, Batu Manganga itu memberikan penjelasan kepada Palui. Segera setelah mendengar hal tersebut, Palui dan adiknya berlari untuk memanggil ketiga tukang tenung yang disebutkan oleh Batu Manganga. Beberapa lama kemudian, mereka kembali bersama ketiga tukang tenung sakti tersebut. Mantra-mantra pun mulai dilontarkan untuk mengeluarkan tubuh Indu Palui. Tukang tenung pertama, Indu Bubut mengucapkan jampi-jampinya: “ But,but,but!!! Majuhut Indu Palui bara rumbak Batu Ngangaa!!!”. Ajaib! Keluarlah kedua tangan dan ujung kaki Indu Palui. Kemudian Indu Ampit mengucapkan jampi-jampinya: “ Pit,pit,pit!!! Majijit Indu Palui bara rumbak Batu Ngangaa!!!”. Separuh badan Indu Palui keluar dari mulut Batu Manganga. Kemudian, tukang tenung yang terakhir, Indu Balida mengucapkan jejampinya,” Da,da,da!!!! Manunda Indu Palui bara rumbak Batu Ngangaa!!!”. Akhirnya Indu Palui keluar dari dalam Batu Manganga tersebut.
            Bukan main senangnya hati Palui dan kedua adiknya. Mereka segera memeluk ibunya, kemudian meminta ampun atas segala kesalahan yang selama ini mereka perbuat kepada ibunya. Setelah peristiwa itulah, kedua bersaudara tersebut menjadi anak yang baik dan penyayang kepada ibunya. Perubahan sikap kedua anaknya tersebut membawa kebahagiaan bagi sang ibu. Indu Palui menjadi semakin menyayangi kedua anaknya dan kehidupan dalam keluarga kecil itu pun berubah jauh lebih baik dari sebelumnya. Segala kebahagiaan tersebut tak lupa mereka bagikan kepada ketiga tukang tenung yang telah membantu mengeluarkan Indu Palui pada saat ditelan Batu Manganga. Sebagai rasa syukur dan terima kasihnya, keluarga Palui memberikan hadiah kepada ketiga tukang tenung yang juga siluman binatang tersebut. Kepada Indu Balida, yang merupakan siluman Ikan Belida, Palui memberikan pilus (jarum), oleh karena itulah konon Ikan Belida memiliki banyak tulang-tulang kecil di dalam tubuhnya. Kepada Indu Bubut, yang merupakan siluman Burung Bubut diberikan oleh Palui minyak, karena itulah konon Suku Dayak menggunakan minyak Burung Bubut yang dipercaya memiliki khasiat kesembuhan. Dan terakhir kepada Indu Ampit, yang Merupakan siluman Burung Ampit, Palui memberinya kain berwarna coklat kemerahan, oleh karena itu Burung Ampit bulunya berwarna coklat kemerahan.

Bakteri, Fungi, Aktinomisetes dan Algae serta Hubungannya dengan Tanah


Tanah merupakan tempat bermukimnya berbagai kehidupan tumbuhan, hewan dan jasad renik yang tak terhitung banyaknya. Kehidupan di dalam tanah sangat beraneka ragam, berkisar dari organisme bersel tunggal yang mikroskopis sampai hewan besar yang menggali liang.
          Seperti halnya dengan organisme di atas tanah, mereka juga mempunyai rantai makanan yang jelas dan persaingan untuk bertahan hidup. Pengetahuan mengenai hubungan organisme-organisme ini dalam lingkungan tanah disebut ekologi tanah. Berikut ini adalah penjelasan mengenai bakteri, fungi, aktinomisetes, serta algae, terutama berkaitan dengan tanah sebagai sumber hara untuk makhluk hidup dan peran organisme tanah dalam pendauran hara.

1.) Bakteri -- Organisme Tanah yang Paling Melimpah --
          Bakteri merupakan makhluk bersel tunggal serta mempunyai jumlah dan macam melebihi semua organisme tanah yang lain. Satu gram tanah lapisan atas yang subur mungkin mengandung lebih dari 1 milyar bakteri. Bakteri tanah yang paling umum berbentuk batang, berdiameter satu mikron (1/25.000 inci) atau kurang, dan panjangnya sampai beberapa mikron. Para peneliti memperkirakan bahwa bobot hidup bakteri setiap acre mungkin melebihi 2000 pon atau 2000 kilogram per hektar.
          Bakteri tanah secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan sumber karbonnya, yaitu: (1.) heterotrof, dan (2.) autotrof. Pada kelompok autotrof terdapat organisme seperti: pembentuk nitrit, pembentuk nitrat, bakteri pengoksidasi belerang, pengoksidasi besi, serta organisme yang menggunakan hidrogen dan senyawanya
          Kebanyakan bakteri tanah memerlukan oksigen dari udara tanah dan diklasifikasikan sebagai aerob. Beberapa bakteri aerob dapat beradaptasi untuk hidup dengan atau tanpa oksigen, yang disebut bakteri fakultatif. Bakteri lain tidak dapat hidup dengan oksigen dan merupakan anaerob. Bakteri tanah juga cukup berbeda dalam gizi dan dalam tanggapan terhadap kedaan lingkungan. Akibatnya, macam dan kelimpahan bakteri tergantung pada tersedianya hara yang ada pada keadaan/kondisi lingkungan tanah.
          Bakteri umumnya berkembang biak dengan cara pembelahan biner. Beberapa membelah setiap 20 menit dan mungkin memperbanyak diri dengan sangat cepat dalam keadaan yang menguntungkan. Telah dihitung bahwa bila bakteri tunggal membelah diri setiap jam dan setiap bakteri berikutnya melakukan hal yang sama, maka 17 juta sel akan dihasilkan dalam satu hari. Massa sebesar bumi akan dihasilkan dalam waktu 6 hari. Laju pertumbuhan secepat itu tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang lama, karena zat hara dan faktor-faktor pertumbuhan lain lama kelamaan berkurang hingga habis. Di alam, faktor pertumbuhan utama yang membatasi adalah hara atau sumber energi.
          Beberapa bakteri membentuk spora jika keadaan menjadi tidak menguntungkan. Kebanyakan bakteri cukup resisten terhadap tanah kering – udara selama beberapa tahun. Bakteri dan juga fungi merupakan organisme pengurai utama di dalam tanah.

2.) Fungi – Pengurai Lignin yang Efektif –
          Fungi merupakan makhluk heterotrof yang memiliki aneka ukuran dan struktur, mulai dari khamir bersel tunggal sampai cendawan dan juga jamur. Fungi secara khas tumbuh dari spora dengan struktur seperti benang yang mempunyai dinding melintang maupun tidak. Masing-masing benang adalah hifa dan massa benang yang meluas disebut miselium. Miselium adalah struktur kerja yang menyerap hara, melanjutkan pertumbuhan, dan akhirnya menghasilkan hifa khusus yang kemudian menghasilkan spora reproduksi. Diameter rata-rata hifa sekitar 5 mikron atau sekitar 5 samapai 10 kali diameter bakteri pada umumnya. Fungi mempunyai kelebihan dari bakteri dalam hal bahwa fungi dapat menyerbu dan menembus bahan organik.
          Sukar untuk menentukan secara akurat jumlah fungi per gram tanah, karena miselium mudah terfragmentasi. Telah diamati bahwa satu gram tanah biasanya berisi 10 sampai 100 meter hifa. Berdasarkan jumlah filamen, peneliti menyimpulkan bahwa bobot hidup jaringan fungi melampaui atau sama dengan bobot hidup bakteri di sebagaian besar tanah.
          Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita dapat melihat miselium yang tumbuh pada roti, pakaian atau barang lainnya. Beberapa koloni jamur yang tumbuh pada daun tumbuhan menghasilkan penampilan seperti kapas putih yang sering disebut sebagai penyakit jamur bulu halus. Banyak fungi mempunyai morfologi yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. Rhizopus, cendawan yang sering terdapat tumbuh pada tanah dan roti, mempunyai struktur penyerap seperti akar yang disebut rizoid, yang menerobos substrat tempat tumbuh cendawan tersebut. Hifa yang memanjang pada substrat disebut stolon. Tangkai atau hifa yang menyerupai batang yang berasal dari stolon membawa kotak spora. Akan tetapi, tidak seperti tumbuhan tingkat tinggi atau tumbuhan yang berpembuluh, fungi tidak mempunyai jaringan khusus xilem dan floem.
                Fungi berperan penting di dalam semua jenis tanah. Toleransi fungi dalam keasaman menjadikannya sangat penting bagi tanah hutan yang asam. Residu kayu-kayuan pada bagian lantai hutan menyediakan zat hara yang berlimpah bagi fungi tertentu yang merupakan pengurai lignin yang efektif. Di Pegunungan Sierra Nevada, terdapat fungus jamur besar yang disebut fungi “perusak kereta” karena jamur ini tumbuh melimpah pada ikatan rel kereta api, kecuali jika disiram dengan cairan kresot.
          Khamir merupakan fungi yang terdapat di tanah hanya sampai batas tertentu dan tidak memliki peranan yang cukup penting bagi pertumbuhan maupun perkembangan tumbuhan tingkat tinggi.

3.) Aktinomisetes – Bakteri yang Menyerupai Fungi –
          Aktinomisetes menduduki posisi antara bakteri dan fungi dari pandangan morfologi. Organisme ini sering dibicarakan sebagai “fungi berkas” atau “bakteri benang”. Aktinomisetes menyerupai bakteri dalam hal struktur sel yang sama dan jika dilihat dalam sayatan yang melintang, diperkirakan juga memilki ukuran sel yang sama. Organisme ini menyerupai fungi filamen dalam hal membentuk jaringan filamen bercabang. Banyak dari organisme ini yang berkembang biak dengan spora, dan spora-spora ini kelihatannya sangat menyerupai sel-sel bakteri.
          Organisme ini terdapat sangat melimpah dalam tanah, menyusun sampai sebanyak 50 persen koloni yang berkembang dalam pengujian pada cawan yang mengandung medium buatan yang diinokulasi dengan ekstrak tanah. Jumlah aktinomisetes berkisar antara 0,1 juta sampai 36 juta per gram tanah. Dalam bobot substansi hidup per acre, aktinomisetes mungkin melebihi bakteri, namun biasanya tidak mampu menyaingi jaringan fungi.

4.) Algae – Protista Berklorofil –
          Alga menunjukkan keanekaragaman yang besar dalam bentuk dan ukurannya. Mulai dari organisme bersel tunggal, dengan diameter sekitar 5 sampai 10 kali lebih besar dari ukuran bakteri, sampai ganggang laut di samudera yang melebihi 100 kali panjang bakteri. Meskipun alga merupakan tumbuhan paling penting yang hidup di air, alga hanya menduduki kepentingan minor di dalam tanah. Alga tanah yang paling umum berupa sel tunggal atau berupa filamen-filamen kecil. Alga tersebar di seluruh dunia pada lapisan tanah permukaan dengan kelembaban dan cahaya yang menguntungkan. Beberapa alga terdapat di bawah permukaan tanah tanpa cahaya dan berfungsi secara heterotrof.
          Bentuk/jenis alga yang umumnya menghuni tanah adalah (1) biru-hijau, (2) hijau, dan (3)diatom. Alga biru-hijau merupakan yang paling melimpah dalam tanah, dan sampai batas penambatan karbon, alga ini menyumbangkan kandungan bahan organik tanah. Kemampuan fotosintesis alga tersebut menentukan pertumbuhannya pada berbagai permukaan yang terbuka, yang mencakup batuan dan tanah. Beberapa alga tumbuh dalam hubungan yang dekat dengan fungi dalam bentuk yang dikenal sebagai lumut kerak. Pada pelapukan awal batuan dan pembentukan tanah dari bahan induk yang baru terbuka, lumut kerak memainkan peran penting dalam pengumpulan bahan organik awal. Di samping itu, kemampuan beberapa alga biru-hijau menambatkan nitrogen atmosfer dan juga membantu komunitas tumbuhan menjadi mapan pada batuan yang baru terbuka dan pada bahan induk. Nitrogen yang ditambat alga yang hidup di dalam air sawah sangat berperan penting bagi produksi tanaman padi.


Referensi: Buku Dasar-Dasar Ilmu Tanah oleh Henry D. Forth, dengan diterjemahkan ke Bahasa  Indonesia oleh Soenartono Adisoemarto, diterbitkan Penerbit Erlangga pada tahun 1994.    

Mengapa Sektor Pertanian Sangat Penting Bagi Indonesia?


Ada beberapa alasan yang membuat sektor pertanian sangat penting bagi Indonesia, antara lain:

1.  Merupakan kebutuhan pokok manusia.
Orang sering berkata, bila industri pertanian merupakan industri yang termasuk kuno. Mereka sering tidak mau tahu atau bahkan tidak menyadari bila industri ini justru merupakan industri yang punya hubungan langsung dengan kebutuhan pokok atau primer bagi setiap manusia yang hidup di dunia. Jadi mau tidak mau atau suka dan tidak suka, kita mutlak harus bisa memenuhi kebutuhan nomor satu ini, selain sandang atau pakaian dan tempat tinggal atau rumah.

2. Dapat menyerap banyak tenaga kerja.
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76 persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen.
Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi 2,88 persen dan konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling tinggi.
Sektor pertanian memiliki peranan penting di Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, mampu mendukung sektor industri baik industri hulu maupun industri hilir, GBHN-pun telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Dengan kemajuan di sektor pertanian, maka pembangunan di sektor industri yang didukung oleh sektor pertanian juga akan semakin maju. Keterkaitan (linkage) baik ke belakang (backward) maupun ke depan (forward) perlu diarahkan untuk mengembangkan industri hilir dan memperkuat industri hulu.
Data ini juga menunjukkan peran penting dari sektor pertanian sebagai sektor tempat mayoritas tenaga kerja Indonesia memperoleh penghasilan untuk hidup.

3. Memenuhi ketahanan pangan.
Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ada 235 juta penduduk yang tersebar dari Merauke sampai Sabang. Jumlah penduduk yang besar ini menjadi pertimbangan utama pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Selain itu, sektor pertanian diharapkan mampu menyediakan keragaman menu pangan dan karenanya sektor pertanian sangat mempengaruhi konsumsi dan gizi masyarakat.

4. Keahlian dasar bangsa Indonesia (turun temurun).
Bertani merupakan kegiatan yang telah dilakukan bangsa Indonesia sejak zaman kuno atau primitif, dan sangat melekat dalam adat istiadat, budaya maupun gaya hidup masyarakat Indonesia.

5. Keadaan alam di Indonesia.
Indonesia adalah negara yang subur karena dilalui oleh 3 jalur gunung berapi yang tidak dipunyai oleh negara manapun. Kesuburan tanah Indonesia memang sudah diakui dunia. Begitu juga dengan sumber kekayaan alam yang lain baik itu mineral bumi, maupun dari lautnya. Lokasinya di garis khatulistiwa yang menyebabkan adanya sinar matahari yang cukup bagi perkembangan sektor pertanian. Suhu tidak terlalu panas dan karena agroklimat yang relatif baik, maka kondisi lahan juga relatif subur.
Lokasi Indonesia berada di luar zona angin taifun seperti yang banyak menimpa Filipina, Taiwan, dan Jepang. Keadaan sarana dan prasarana seperti daerah aliran sungai tersedianya bendungan irigasi, jalan di pedesaan yang relatif baik, mendukung berkembangnya agribisnis.

6. Menyumbangkan devisa yang cukup besar bagi Indonesia.
Sektor pertanian, yang mencakup tanaman bahan makanan, peternakan, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan kehutanan, berperan besar dalam rangka penyediaan pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dalam memenuhi hak atas pangan (the right to food) dan menyumbang penerimaan devisa dan pendapatan domestik bruto (PDB). Pada tahun 2003 sektor pertanian menyerap 46,3 persen tenaga kerja dari total angkatan kerja, menyumbang 6,9 persen dari total nilai ekspor non migas, dan memberikan kontribusi sebesar 15 persen dari PDB nasional.

7. Memiliki prospek cerah terkait dengan peran penting Indonesia dalm perekonomian internasional.
Melihat pandangan negara-negara lain terhadap Indonesia dalam pertemuan multilateral APEC di Singapura, terasa bahwa kita adalah negara yang dipandang penting dalam peta dunia.
Sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan memiliki pertumbuhan ekonomi ketiga tertinggi setelah China dan India, Indonesia dinilai penting dalam menjaga keseimbangan pertumbuhan ekonomi global.
Hal tersebut juga berlaku dalam bidang pertanian. Berdasarkan data statistik dunia, Indonesia adalah penghasil pertanian terbesar keenam dunia dengan nilai keluaran sekitar 60 miliar dollar Amerika Serikat (2007). Indonesia adalah produsen biji-bijian pangan (sereal) terbesar kelima dan produsen buah-buahan terbesar kesepuluh di dunia. Indonesia juga produsen beras nomor tiga di dunia setelah China dan India meski merupakan konsumen terbesar ketiga juga setelah China dan India. Sekadar menambahkan, Indonesia adalah produsen minyak sawit mentah (CPO) terbesar dunia, nomor tiga untuk karet dan kakao, nomor empat untuk kopi, dan nomor enam untuk teh.
Arti penting pertanian Indonesia itu terefleksikan dalam berbagai usaha mencari solusi persoalan global. Melalui posisi Indonesia yang kian terhormat di forum-forum internasional— ASEAN, APEC, atau G-20—peran Indonesia dapat lebih banyak tersampaikan.

Sabtu, 05 Mei 2012

For The First Time...


Dan pagi hari ini telah datang lagi.
Bagi saya pagi, siang, sore, malam, subuh, punya kesannya masing-masing.
Pagi itu segar, seandainya sepanjang  hari ini selalu jadi pagi.
Tadi malam ada satu peristiwa yang bikin saya pengen berubah jadi lebih baik. Saya disadarkan bahwa masa depan hanya diri kita sendiri yang menentukannya. Apa yang kita putuskan bagi hidup kita saat ini, apa yang kita jalani, itulah yang akan mengantarkan kita kepada masa depan yang sesuai dengan itu.  Komitmen seperti ini sebenarnya datang dan pergi dalam hidup saya, tapi muncul lagi sejak tadi malam. Karena ini adalah sesuatu yang positif, saya mensyukurinya :)
Memang sebagai manusia, ada saat saat kita bersemangat melakukan segala sesuatu, tapi ada juga saat kita seolah-olah kehilangan motivasi untuk bertindak. Naik turun kalo kata orang.
 Tapi hari ini, saya harap semangat ini ngga akan pernah padam lagi. Biarlah jadi dengan pertolongan Tuhan saja :)
Tulisan ini adalah tulisan yang pertama dalam blog saya. Walaupun sebenarnya bukan pertama kalinya saya ngeblog sih. Dulu watu SMA, blog jadi sesuatu yang wajib karna emang tuntutan kurikulum. Saya juga pernah ngurusin blog gereja. Tapi yang nulis dengan kata-kata sendiri untuk blog saya sendiri, saat ini adalah yang pertama bagi saya.
Blog ini entah kapan saya buat. Mungkin sekitar satu tahun yang lalu, saya tidak ingat lagi. Saya orangnya memang agak perfeksionis. Segala sesuatu harus sempurna sesuai keinginan saya. Sifat yang ‘nyusahin’ tapi seringkali juga menyelamatkan saya. Kalo orang lain bikin blog isinya sembarang aja yang penting ada, saya ngga bisa gitu. Saya mau blog kali ini benar-benar jadi tempat share bagi saya. Dan melewati ini saya mau membagikan pengetahuan dan pengalaman dengan harapan bisa jadi berkat dan kebaikan bagi orang lain.